8 atau lebih rumah tradisional Bali dan fitur + fotonya [LENGKAP]

Bali adalah provinsi Indonesia dan ibu kotanya adalah Denpasar. Bali terdapat di negara bagian kecil Sunda dan saat ini terbagi menjadi tiga bagian: Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Bali merupakan tujuan wisata yang terkenal bagi wisatawan asing, terutama wisatawan Jepang dan Australia. Jadi jangan heran jika Anda berkunjung ke Bali. Banyak wisatawan dari luar yang berjemur di pantai dan objek wisata lainnya di Bali.

rumah adat bali Balinese

Secara geografis, Bali terletak di antara Lombok dan Jawa, dan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Bali juga dikenal sebagai pulau dewata. Berikut ini menjelaskan berbagai jenis rumah tradisional Bali.

1. Angkul-angkul

Angkul rumah tradisional Bali-angkul

Angkuls adalah bangunan yang serupa Gerbang Kuil Venter.. Fungsinya sebagai satu-satunya pintu masuk ke dalam rumah. Bangunan ini memiliki atap berbentuk limas yang terbuat dari rumput kering yang menghubungkan kedua sisi gerbang.

Bali memiliki rumah-rumah tradisional yang dibangun dengan arsitektur Bali, yang biasa disebut dengan Udagi. Arsitektur Bali biasanya memiliki pedoman tersendiri dalam membangun rumah adat. Kosara Koshiri..

2. Alling

ngomong-ngomong

Bangunan ini menyerupai bangunan pos patroli kecil. Tempat ini biasanya digunakan sebagai tempat kegiatan rumah tangga seperti mengukir patung, menerima tamu, menyiapkan alat-alat upacara adat, atau sebagai tempat istirahat.

Bangunan ini merupakan pembatas antara Paman Paman dan taman ruangan yang biasa disebut dengan Sanctuary. Aling-aling dipercaya dapat meningkatkan ruang positif bagi hambatan atau hambatan. Selain tembok, saat ini banyak yang menggunakan patung sebagai pembatas.

3. Gedung atau Pamelajan

Rumah adat Pamela Jean Bali Bali

Pamelajan biasanya dibangun di sudut rumah adat di timur laut. Bangunan ini adalah tempat suci yang biasanya digunakan untuk berdoa dan berdoa sehari-hari. Sanggah Pamejan terbagi menjadi tiga bagian.

Yang pertama adalah Sanggah Pamerajan Alit (milik keluarga kecil). Yang kedua adalah Sanggah Paerajan Dadia (dimiliki oleh satu soroh yang terdiri dari beberapa galur/dompet).Yang terakhir adalah Sanggah Pamerajan Panti (dimiliki oleh satu soroh yang terdiri dari Dadia dari lokasi desa yang sama)

4. Kerudung Menten atau Kerudung Deje

Bale Meten

Balementen dibangun di wilayah utara yang disebut Kaja. Bangunan ini biasanya digunakan sebagai tempat tidur kepala keluarga dan anak perempuan yang belum menikah. Bangunannya berbentuk persegi panjang, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Ruangan ini memiliki dua bal di kiri dan kanan.

5. Verdo atau Paul Sanga

Bale Doe

Bangunan ini terletak di sebelah barat dan dikenal juga dengan nama Bale Logi. Bangunan tersebut biasanya merupakan rumah bagi remaja laki-laki, namun bisa juga digunakan sebagai tempat bekerja atau rapat kerja. Dihiasi dengan kayu yang diukir sedemikian rupa, dengan beberapa patung di sudut-sudut ruangan, memiliki bentuk persegi panjang dan unik.

Ada juga bagian di Verdo yang memiliki nama berbeda tergantung pada jumlah tiang. Kerudung ini memiliki sembilan sanga (tiang). Sembilan pilar itu disebut Sangasari. Jika hanya tersisa delapan disebut Sactus atau Astasari, dan enam disebut Sakenem.

Kerudung ini juga dibangun dari batu dan memiliki lantai yang cukup rendah. Bale Secapat adalah sebuah bangunan dengan empat tiang sederhana berbentuk persegi panjang dan atap pelana atau limma. Bangunan ini biasanya digunakan sebagai kamar anak-anak, namun bisa juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan bersantai.

6. Kerudung Gede atau Kerudung Adat

Rumah adat Bali Bergede

Bergede terletak di bagian timur atap dan umumnya dikenal sebagai Beerdangin. Bangunan ini sangat besar (besar) dan memiliki bentuk persegi panjang, beberapa di antaranya adalah persegi panjang yang menggantung.

Digunakan sebagai tempat istirahat dan melakukan upacara adat bersama masyarakat sekitar dengan membakar berbagai jenis sesajen. Bale ini terdiri dari 12 kerudung atau tiang dan 2 kerudung di kiri dan kanan, dengan lantai yang lebih tinggi dari balementen.

7. Paon atau Paweregan

paon

Ruangan ini dibangun di sebelah selatan atau barat daya rumah atau berada di belakang rumah. Paon berarti dapur yang memiliki kemampuan memasak.

Ruangan ini terbagi menjadi dua bagian, yang pertama sebagai tempat peralatan masak berbahan bakar kayu bakar, dan yang kedua sebagai tempat menyimpan peralatan makan dan peralatan dapur.

Orang Bali percaya bahwa Paon adalah tempat untuk menghilangkan ilmu hitam, jadi jika keluarga Anda baru saja kembali dari liburan atau bepergian jauh, lebih baik masuk ke dapur sebelum kamar lain. ..

8. Jineng atau Klumpu

Rumah Adat Jineng Bali

Jineng, biasa disebut lumbung padi, terletak di sebelah tenggara, bersebelahan dengan Paon. Lumbung ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan pokok seperti beras, jagung dan bahan makanan pokok lainnya. Bangunannya tidak terlalu besar atau terlalu kecil dan memiliki atap yang terbuat dari alang-alang.

Bangunan ini memiliki dua bagian, yang keduanya digunakan sebagai tempat penyimpanan. Bagian bawah pertama digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan pokok yang masih lembab, dan lubang kedua digunakan untuk tempat penyimpanan bahan makanan kering. Hal ini memudahkan masyarakat Bali untuk mengeringkan dan mengambil makanan pokok yang mereka gunakan sehari-hari.

Sebagai bangsa Indonesia, kita memiliki kewajiban untuk menjaga rumah adat dan kekayaan. Baik, Dari ulasan di atas, Anda sudah mengetahui beberapa jenis rumah tradisional Bali Mengenakan Untuk itu, teruslah menggali pengetahuan tentang rumah adat lainnya di wilayah Indonesia.

0 Response to "8 atau lebih rumah tradisional Bali dan fitur + fotonya [LENGKAP]"

Posting Komentar