Pengertian KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme): Bahaya dan Kasus

Pengertian KKN

Pengertian KKN adalah sebagai berikut:

KKN merupakan bentuk tindakan yang harus diberantas karena sangat merugikan bangsa. Tidak hanya negara, KKN sangat merugikan masyarakat. KKN hanya menguntungkan satu pihak, yaitu pihak koruptor. Alasan sebagian koruptor melakukan KKN ini karena ingin memiliki kekuasaan yang lebih besar dari yang dimiliki saat ini. Jika KKN dibiarkan, rakyat kecil akan semakin tertindas dan tidak akan bisa berekspresi secara bebas.

KKN merupakan hasil kombinasi dari tiga bentuk perilaku: korupsi, kolusi, dan nepotisme. Korupsi biasanya merupakan bentuk perilaku yang terkait dengan penyelundupan uang secara ilegal.

Seseorang yang menerima suap dan melakukan sesuatu disebut juga sebagai bentuk korupsi. Dampak langsung korupsi adalah kerugian pada sektor keuangan negara. Orang pasti membayar pajak untuk membuat negara lebih baik, bukan lebih buruk.

Padahal kolusi merupakan bentuk kerjasama yang berlangsung untuk menyepakati hal-hal yang buruk. Kata kolusi berasal dari kata collusio yang berarti persekongkolan untuk tujuan yang tidak baik. Kolusionis biasanya adalah mereka yang memiliki kekuatan untuk mengatur kehidupan orang lain. Pernahkah Anda mendengar kata “orang dalam”? Dalam beberapa kasus, orang dalam juga termasuk dalam bentuk kolusi. Kolusi sering muncul dalam permainan yang menjual pasar oligopolistik.

Yang terakhir adalah nepotisme. Nepotisme merupakan salah satu bentuk penipuan yang sering terjadi di masyarakat. Nepotisme berarti memilih seseorang yang memiliki hubungan pribadi untuk melakukan pekerjaan tertentu, daripada memilih seseorang yang mampu melakukan pekerjaan tertentu. Pendapatnya penting karena orang yang melakukan ini biasanya berada pada posisi tinggi di perusahaan atau salah satu perusahaan.

Pahami KKN menurut para ahli

Korupsi, menurut Aratas, adalah pencurian curang yang mengkhianati kepercayaan tertentu. Aratas juga mengatakan bahwa korupsi juga merupakan bentuk manusia yang tidak bermoral. Korupsi, di sisi lain, adalah penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungannya sendiri, menurut Bank Dunia.

Menurut Nurdjana, korupsi yang berasal dari kata corruptio berarti perbuatan yang baik dan tidak curang. Koruptor adalah mereka yang melanggar norma agama, hukum, dan moral.

Bahaya dan dampak KKN

Pengertian KKN dan Dampaknya

KKN sangat menular dan karenanya sangat berbahaya bagi negara. Misalnya, satu orang telah melakukan korupsi di tingkat pemerintahan. Beberapa orang pada akhirnya ingin mendapatkan uang tambahan dari tindakan ini.

Setelah itu, jumlah orang yang melakukan KKN akan terus meningkat. Gaji yang mereka dapatkan harus lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun KKN tentu saja menarik orang-orang yang selalu tidak puas dengan kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya.

Ada beberapa dampak buruk yang bisa ditimbulkan jika KKN berkembang dan tidak diberantas di satu negara.

1. Merugikan perekonomian nasional

Bentuk KKN merupakan tindakan yang sangat merugikan perekonomian nasional. Koruptor tidak malu untuk menunjukkan wajah mereka setelah mencuri uang orang. Mereka tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan malah mencuri uang. Tentu saja hal ini berdampak pada perekonomian negara. Uang yang seharusnya dikucurkan untuk pembangunan dan perbaikan fasilitas umum justru dirampas oleh salah satu pihak yang menjadi benalu negara.

2. Menghambat pembangunan negara

Tentunya pembangunan suatu bangsa harus melihat posisi keuangan bangsa tersebut. Jika ada faktor yang tidak bertanggung jawab dalam pelaksanaan KKN, negara akan ambruk di sektor ekonomi. Akibatnya, mereka tidak memperhatikan perkembangan negara yang diinginkan rakyat.

3. Tidak mempercayai orang

Indonesia menganut sistem demokrasi, dan kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Rakyat memilih wakilnya sendiri untuk duduk dan menjalankan pemerintahan.

Jika wakil yang mereka tunjuk melakukan korupsi, orang tidak lagi mempercayai mereka. Mereka tidak akan percaya pada pemerintah, bukan perwakilan mereka sendiri. Orang juga tidak bisa bebas mengungkapkan keinginannya.

4. Kehilangan kepercayaan dari masyarakat internasional

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia. Hal ini membuat negara kita dipandang rendah oleh warga negara lain. Hal ini juga dapat mempersulit pemerintah untuk bekerja sama, karena negara-negara tersebut tentu takut menjadi target KKN selanjutnya.

5. Mencegah masyarakat bebas dari kemiskinan

Dalam bentuk KKN, hanya orang-orang berpengaruh yang bisa melakukannya. Jika ada orang miskin berbakat di suatu bidang yang mencoba melamar pekerjaan dan tidak dapat diterima karena kurangnya kenalan atau hubungan khusus dengan pejabat perusahaan, ia tidak dapat lepas dari perangkap kemiskinan. Hal ini juga dapat meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia.

6. Pemborosan sumber daya

Ini adalah pemborosan sumber daya jika perusahaan tidak mempekerjakan orang-orang berbakat di bidangnya. Perusahaan selalu ingin menaikkan tingkat keuntungannya.

Jika karyawan yang dibayar oleh perusahaan tidak dapat membantu meningkatkan tingkat keuntungan, ada kerugian dan pemborosan sumber daya. Oleh karena itu, bentuk KKN di tingkat korporat harus diberantas agar tidak meninggalkan orang-orang yang benar-benar kompeten di bidangnya.

Contoh kasus KKN

Contoh kasus KKN

Contoh pertama adalah korupsi. Ada bendahara pemerintah yang melebih-lebihkan anggaran. Padahal, anggaran seharusnya tidak terlalu besar. Jika dana tersebut dibayarkan dan dijatuhkan oleh pemerintah, maka kelebihannya akan diambil oleh pembukuan. Ini adalah tindakan korupsi yang harus diberantas.

Contoh kedua adalah kolusi. Misalnya, ada seorang siswa yang sekolahnya sangat kaya. Dia ingin pergi ke sekolah favoritnya, jadi dia membutuhkan buku nilai yang bagus. Orang tua siswa akhirnya menyuap atau menyuap guru untuk meningkatkan nilai anak mereka untuk meningkatkan nilai mereka.

Berbeda dengan pihak lain, kolusi hanya dapat terjadi jika kedua pihak yang terlibat sama-sama mau melakukannya. Dalam hal ini, guru bersedia menerima suap dan orang tua tidak malu menerima suap, sehingga kolusi di tingkat sekolah benar-benar terjadi.

Contoh terakhir adalah nepotisme. Ada sebuah perusahaan bernama Perusahaan A. Perusahaan ini memiliki seorang manajer bernama Budi. Keponakan Budi juga melamar saat perusahaan melakukan rekrutmen besar-besaran untuk merekrut karyawan. Ada 3 pelamar, dan hanya 1 yang diterima. Tentu bisa ditebak siapa yang diterima, keponakan Budi. Bahkan, dia tidak kompeten dan tidak memiliki latar belakang akademis yang sebanding dengan perusahaan. Budi telah mengambil hak dua orang berbakat untuk bekerja demi pelarian keponakannya.

Dari ketiga contoh di atas, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengertian KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). KKN tidak hanya terjadi di tingkat atas, tetapi bentuk KKN dapat dilihat di lingkungan sekitar.

0 Response to "Pengertian KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme): Bahaya dan Kasus"

Posting Komentar