Rumah Adat Gadan merupakan salah satu rumah adat Mingakabau yang ada di Sumatera Barat. Budaya suku ini juga termasuk sekte Melayu, yang sebenarnya dekat dengan Semenanjung Malaya.
Ciri khas dari rumah adat ini dikenal oleh masyarakat umum, namun tidak semuanya ada, dan ciri khas bangunan tersebut juga menunjukkan identitas masyarakat Sumatera Barat itu sendiri.
Keistimewaan Rumah Adat Gadan Luma
Di wilayah Sumatera Barat sendiri, rumah adat ini dikenal dengan keluarga Bagon John, jika rumah adat ini dikenal masyarakat luas dengan sebutan keluarga Gadan. Rumah adat ini pada awalnya hanya dibangun di daerah tertentu yang berstatus Nagari. Ciri-ciri yang dapat dilihat dari rumah adat ini adalah:
1. Ada syarat khusus
Keistimewaan rumah adat ini dapat dilihat melalui jumlah kamar yang ditentukan oleh jumlah perempuan yang tinggal di rumah tersebut.
Tata letak kamar tidur disesuaikan dengan usia anak, seperti anak yang lebih besar dan wanita, dan lokasi kamar lebih dekat ke dapur. Untuk gadis remaja, tempatkan kamar tidur di satu ruangan di sisi lain. Jika Anda seorang wanita yang sudah menikah, Anda perlu menempati kamar Anda.
2. Bagi dan letakkan rumah yang unik unique
Rumah adat ini memiliki beberapa ruangan yang terbagi menjadi ranger dan ruang longgar. Pembagian rumah ditentukan berdasarkan arah tiang banger (kiri ke kanan).
Jumlah ruang kosong di setiap rumah adalah bilangan ganjil antara 3 dan 11. Besarannya berdasarkan luas rumah adat. Bangunan rumah ini dibangun di atas tanah milik salah satu suku/keluarga induk suku. Dapat dikatakan diturunkan dari generasi ke generasi berdasarkan silsilah perempuan (prinsip matrilineal) yang dianut oleh suku Minangkabau.
Di halaman rumah adat ini terdapat dua buah bangunan bernama Rangkiang yang berfungsi sebagai lumbung padi. Selain itu, ruang di gedung ini juga memiliki tempat penobatan Anjuan atau kepala adat dan pengantin. Tidak jauh dari rumah terdapat Slough (masjid/musala) yang digunakan tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat tinggal pria dewasa yang belum menikah.
Bagian bawah rumah biasanya digunakan sebagai tempat kandang ternak (ayam, bebek, kambing, sapi). Dalam kasus kerbau, mereka biasanya membuat kandang sendiri. Ada juga keluarga Gadan yang memanfaatkan bagian belakang rumah sebagai tempat menenun dan membuat gerabah.
3. Eksterior bangunan yang menarik
Rumah adat ini memiliki dekorasi ukiran berbentuk kayu yang berfungsi sebagai dekorasi eksterior bangunan. Motif ukuran yang umum digunakan antara lain sulur, bunga dan buah-buahan. Motif seperti segitiga geometris, segi empat, jajar genjang (berlian) juga digunakan.
Motif-motif tersebut menghiasi dinding, daun jendela, tiang dan pintu. Ornamen-ornamen di atas biasanya dipahat dari papan vertikal dan ditutup dengan separuh bambu. Hasil dari ornamen tersebut adalah arsitektur bangunan yang apik dan memiliki banyak makna (filsafat), fungsi dan keindahan tradisional daerah.
4. Bentuk rumah yang unik
Rumah adat ini tergolong kreatif karena memiliki bentuk persegi panjang dan desain yang sedikit miring ke luar. Selain itu, bentuk non-vertikal menyesuaikan dengan kondisi alam daerah yang didominasi dataran tinggi dan dataran rendah. Bentuk rumahnya unik dan tahan gempa.
Rumah adat Gadan merupakan rumah panggung dengan ukuran besar dan berbentuk persegi panjang. Ukuran rumah ini berkisar dari 12,5m (5 kamar) hingga 59,5m (17 kamar). Untuk lebar 10-14 m dan tinggi 5-7 m. Ketinggian lantai dari tanah sekitar 2,5-3,5 m. Orang Minan menyebut ukuran rumahnya “Rumah menara 9 kamar“”
5. Desain rumah yang khas
Rumah adat ini memiliki desain bentuk melengkung, seperti sudut runcing, yang tahan terhadap hujan dan tidak membebani bangunan di bawahnya.
Konsep rumah ini didasarkan pada tiang-tiang kayu yang diletakkan di atas batu yang kokoh, lebar, dan datar. Ketinggian tiang bisa sampai 2 meter agar penghuni rumah merasa nyaman saat diserang binatang buas.
Atap rumah adat Gadan berbentuk garis pemisah lengkung dan gergaji terbalik yang terbuka ke arah luar. Tiang-tiang di puncak atap disebut ganjong, yaitu tanduk yang disebut “bara bubuan” berbentuk seperti tanduk kerbau dan terlihat seperti segitiga sama kaki jika dilihat dari sisi atap.
Bentuk rumah adat Gadandan
Rumah adat orang Minangkabau hadir dalam tiga bentuk:
1. Rumah Menara Gajah Mahalam
Rumah adat ini terlihat seperti bangunan yang tebal dari segi ukuran rumah adat ini, dengan paviliun di tepi kiri dan kanan rumah. Rumah ini terletak di “Broker Town Alignment” aristokrat.
2. Rumah Banding Gadanla Hoba
Rumah adat ini memiliki atap yang tinggi menjulang dan tidak memiliki paviliun. Salah satu ujung rumah tingginya 20-30 cm dan disebut “tinka”. Rumah adat ini terletak di Kabupaten Limapulkota (Kerala Sanbody Chaniago) yang demokratis.
3. Rumah Menara Ayah
Rumah adat di bagian belakang rumah ini memiliki bagian rumah yang menonjol, seperti “aksi di sebelah kiri”, yang terletak di Kanagarian Kotonan Ampek Kodia Paya Khumbu.
Fungsi Rumah Adat Gadan
Fungsi rumah adat ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu fungsi adat dan fungsi sehari-hari. Berikut ini adalah penjelasan khusus.
1. Fungsi konvensional
Rumah adat ini tentunya dikenal sebagai bangunan utama yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat Minangkabau dengan ikatan etnis tertentu. Oleh karena itu, dalam status ini, rumah adat Gadan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat dan acara penting lainnya dari suku-suku tersebut.
Kegiatan adat yang dilakukan oleh suku Minangkabau. Downmandy, khitanan, perkawinan, kepakan (pengangkatan Datuak), kematian, semua acar tradisional ini terkait dengan siklus hidup. Acaranya sendiri tidak berlangsung setiap hari, melainkan pada waktu tertentu.
2. Fungsi harian
Rumah adat Gadan juga berfungsi untuk kegiatan sehari-hari penghuninya. Selain kegiatan adat yang disebutkan di atas, kegiatan seperti makan, tidur, dan berkumpul bersama keluarga juga banyak dilakukan di sini.
Nah, itulah gambaran singkat dan lengkap tentang rumah adat di gadan. Ketahuilah sendiri bahwa rumah adat ini sangat familiar bagi masyarakat di Indonesia maupun mancanegara. Jadi kita perlu melestarikan budaya yang ada agar anak cucu kita nanti bisa merasakannya. Pelestarian budaya tidak hanya dilakukan secara rutin, tetapi juga terus menerus hingga budaya tersebut menjadi lestari. Semoga menambah pengetahuan Anda dengan informasi ini.
0 Response to "Fitur dan keunikan (+ gambar)"
Posting Komentar