Rumah Adat Aceh dan Keistimewaannya + Fotonya [LENGKAP]

Aceh adalah provinsi Indonesia dan ibu kotanya adalah Banda Aceh. Aceh terletak di ujung utara Sumatera dan Sabang.

Terkenal dengan tari saman-nya, Aceh bernama Aceh Dar Salaam dan kemudian menjelma menjadi daerah khusus Aceh dan Nangro Aceh Dar Salaam.

Aceh dikenal sebagai titik awal penyebaran Islam di Indonesia dan telah memainkan peran yang sangat baik. Aceh tidak hanya dikaruniai sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi, namun hasil hutan berupa kopi merupakan salah satu budaya Aceh unggulan di dunia. Salah satu bentuk budaya adalah rumah adat.

Rumah Adat Crombard Aceh

Rumah Adat Crombard Aceh

Rumah adat ini juga biasa disebut Rumah Aceh.. Rumah adat ini merupakan jenis rumah panggung dengan tiga bagian utama dan satu bagian tambahan. Rumah Crombird datang dalam berbagai bentuk, tetapi ada beberapa karakteristik dari rumah ini.

Rumah ini memiliki tangga sebagai tempat untuk memasuki bagian depan rumah. Rumah ini berada sekitar 2,5 sampai 3 meter di atas tanah, sehingga memiliki tangga. Jumlah anak tangga dari rumah ini juga tidak sembarangan. Dengan kata lain, itu harus berupa angka ganjil dari 7 hingga 9 langkah. Rumah Crombird terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari jerami.

Rumah tersebut berbentuk persegi panjang memanjang dari timur ke barat, dengan ukiran yang berbeda-beda. Jumlah patung di rumah Crombird tergantung pada pemilik rumah. Rumah biasanya tidak memiliki perabotan seperti kursi dan meja, namun jika ada pengunjung akan disediakan tikar sebagai tempat duduk pemilik rumah. Rumah ini tahan terhadap banjir dan gempa.

Komponen utama rumah adat di Aceh adalah:

1. Slamoeukeu (kantong depan)

Rumah Adat Seuramoe-Aceh Crombird

Ini adalah ruang depan yang menerima tamu pria. Bisa juga digunakan sebagai tempat anak laki-laki mengaji di malam hari atau siang hari, dan sebagai tempat istirahat.Tidak ada kamar di kamar ini, jadi juga digunakan sebagai tempat tidur anak laki-laki

2. Seuramoe-likoot (kantong belakang)

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat menerima tamu wanita. Di Aceh, anak perempuan dan laki-laki tidak digabungkan.

Seperti Seura Moeukeu, rumah ini juga digunakan sebagai tempat anak perempuan mengaji siang dan malam, untuk istirahat dan makan, dan untuk tidur karena kekurangan ruangan. Kamarnya seluas Seura Moeukeu.

Satu-satunya perbedaan adalah bahwa itu ditempatkan untuk anak perempuan dan di belakang. Di sisi lain, Seura Moeukeu adalah untuk anak laki-laki dan di depannya.

3. Lumoinon (bangunan utama)

Ruangan ini juga disebut Seura Moetungo Atau di tengah. Seuramoe teungoh adalah bagian inti dari rumah Krong Bade, dan tentu saja antara Seuramoe-ukeu dan Seuramoe-likoot.

Ruangan ini didesain lebih tinggi dari kantong depan dan belakang yang dipisahkan oleh lorong penghubung kantong depan dan belakang. Ruangan ini dianggap sakral dan privat serta memiliki dua kamar yang berhadapan sebagai tempat kepala keluarga atau pemilik rumah.

Jika salah satu anak perempuan sudah menikah, kamar ini akan ditempati olehnya. Kamar ini hanya untuk kepala keluarga dan tidak terbuka untuk tamu atau anggota keluarga lainnya. Selain tempat tidur pengantin, ruangan ini biasanya digunakan sebagai tempat memandikan jenazah keluarga yang sudah meninggal.

4. Dapur Lumo (Dapur)

Ruang_dapur_rumoh_Aceh_always_at_section_serambi_behind

Ruangan ini merupakan dapur rumah yang bersebelahan atau terhubung dengan serambi belakang, dengan lantai sedikit lebih rendah dari serambi belakang. Fungsi lain dari dapur adalah sebagai tempat memasak dan menyimpan peralatan dapur lainnya.

5. Ceurasa (teras)

Seulasa berada di depan rumah dan mengarah ke pintu depan. Lokasi Seulasa dari dulu hingga sekarang telah ditentukan.

6. Kroong-padee

Nasi Bakar Rumah Adat Aceh

Masyarakat Aceh memiliki lumbung padi karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sawah terletak terpisah dari rumah, tetapi masih berada di dekat rumah adat ini. Bisa diletakkan di depan, samping, atau belakang.

7. Kupare (gerbang)

Pintu gerbangnya terbuat dari kayu dan ada tempat payung di atasnya. Tidak semua orang Aceh memiliki pintu gerbang di rumahnya. Gerbang biasanya dimiliki oleh orang kaya.

8. Tammy (Paulus)

Tiang ini berbentuk lingkaran dengan diameter 20-35 cm dan tinggi tiang sekitar 150-170 cm. Tiang ini merupakan bagian terpenting dari pondasi sebuah rumah adat dan harus ada dalam pembangunan rumah tersebut.

Jumlah tiang ini berkisar antara 16 sampai 28 batang. Rumah ini dapat dipindahkan ke lokasi yang terjangkau tanpa harus membongkar rumah karena adanya tiang penyangga.

Ciri dan Nilai Filosofis Rumah Adat Aceh

  • Saya punya motif. Motif pertama adalah motif hias berupa patung Arab yang diambil dari Al-Qur’an. Motif kedua adalah motif flora berupa patung seukuran tumbuhan seperti daun, batang, akar dan bunga. Patung ini tidak berwarna, bahkan jika diwarnai, itu harus merah dan hitam. Patung ini biasanya terdapat pada bagian-bagian rumah, seperti tangga, dinding, turak angen, Kindan, balok kap, dan jendela rumah. Selain itu, motif ketiga adalah motif fauna, patung hewan yang disukai. Masyarakat Aceh juga menggunakan motif alam, motif Lante, dan lain-lain.
  • Ada botol air di depan rumah ini. Fungsinya untuk membersihkan kaki orang yang masuk ke dalam rumah.
  • Bentuknya seperti rumah panggung yang berfungsi sebagai pelindung dari satwa liar.
  • Jumlah anak tangga ganjil memiliki arti sebagai simbol keagamaan masyarakat Aceh.
  • Bentuk segi empat dari timur ke barat berarti masyarakat yang agamis.
  • Banyaknya patung menunjukkan bahwa masyarakat Aceh menyukai keindahan.

0 Response to "Rumah Adat Aceh dan Keistimewaannya + Fotonya [LENGKAP]"

Posting Komentar