Rumah Adat Banteng – Indonesia kaya akan rumah tradisional yang sangat unik dan beragam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rumah adat Batak Boron di Sumatera Utara. Kemudian pindah ke Jawa, Banten. Daerah Banten juga memiliki rumah adat dengan ciri khas dan keunikan tersendiri. Rumah adat Banten sendiri berasal dari rumah masyarakat suku Baduy/Badui. Mengapa..
Suku Baduy sendiri bukanlah suku yang terbuka untuk orang luar. Mereka mungkin masih tertutup terhadap orang luar karena masih terobsesi dengan nilai-nilai nenek moyang mereka sejak zaman dahulu.
Jauh sebelum terbentuknya Banten, masyarakat Baduy sudah lama tinggal atau menetap di daerah tersebut. Salah satu buktinya adalah keberadaan rumah adat di Banten ini. Untuk informasi lebih lanjut tentang rumah tradisional Banteng. berikut akan saya jelaskan, Ayolah Lihat!
Rumah Adat Banteng
Slananda Nama Rumah Adat di Banten. Model bangunan tempat tinggal tradisional Baduy seperti rumah panggung. Bangunannya terbuat dari bambu. Dan rumah adat ini merupakan simbol dari masyarakat Budwi. Rumah adat ini memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Budwi. Dengan kata lain, itu berharga sebagai tempat mengungsi dan hidup nyaman. Luas rumah adat ini berkisar antara 100 hingga 120 meter persegi.
Seperti halnya rumah adat Batak Boron, rumah adat ini juga dibangun oleh masyarakat setempat. Karena rasa kekeluargaan masih sangat melekat pada suku ini. Rumah adat di Slananda ini hanya bisa dibangun menghadap dua arah, selatan dan utara, dan harus saling berhadapan. Menurut mereka, arah barat dan timur adalah pertanda buruk.
Tipe bangunan rumah adat Baduy siap pakai dan siap pakai memukul jatuh. Bagian antar bangunan tidak menggunakan paku, hanya bahan sederhana.Gunakan teknik saja paseuk Seperti pondasi tiang pancang lincar, pananggeuy, panglari. Teknologi ini dapat memperkuat bangunan. Dinding, lantai dan atap menggunakan teknik rakit yang diikat atau diikat dengan tali. Oleh karena itu, bangunan ini tergolong bangunan yang elastis dan fleksibel.
Bangunan Rumah Adat Banteng
Rumah dibangun di atas panggung karena kontur tanah yang terdapat di pemukiman masyarakat Baduy hampir tidak rata. Orang Baduy menumpuk batu yang diambil dari sungai agar bangunan dapat berdiri kokoh, dan fungsinya untuk menopang bangunan di atas tanah yang tidak rata.
Karena itu, jika tanah menyusut, bangunan tidak akan bergerak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Baduy membangun rumahnya sesuai dengan kondisi kontur tanah yang akan dibangun bangunannya.
Tiang-tiang rumah terbuat dari kayu/balok berukuran besar. Biasanya yang digunakan adalah kayu jati, akasia dan mahoni. Hal ini dikarenakan kayu-kayu tersebut cukup kuat untuk menopang bangunan dan tidak mudah lapuk. Tidak hanya tiang penyangga yang terbuat dari kayu, lantainya juga terbuat dari kayu dan papan bambu yang tertata rapi dan bersih. bubur..
Pada bagian atap digunakan ijuk dan bilah bambu.Juga terbuat dari daun bernama Saya merasa buruk. Nyanda berarti condong ke belakang daripada lurus.kapan jangan khawatir Itu dipasang pada kerangka atap bawah dalam bentuk panjang dengan sedikit kemiringan.
Pintu dan ruangan rumah ini terbuat dari anyaman bambu yang tersusun rapi secara vertikal. Teknik ini sarig. Namun, teknik ini tidak menggunakan pengukuran kuantitatif, hanya metode perkiraan. Untuk menjaga keamanan rumah, ditempatkan dua pohon yang biasa digunakan sebagai palang. Bar dapat didorong dan ditarik dari luar gedung.
Bangunan rumah hanya dilengkapi satu pintu Menyepak bola.. Punt ditenun dengan bilah bambu seukuran ibu jari dan ditenun secara vertikal menyerupai daun pintu.
Kebanyakan rumah memang memiliki jendela, namun hal ini berbeda dengan rumah tradisional yang merupakan rumah tanpa jendela. Menurut masyarakat Baduy, jendela digunakan untuk melihat keluar rumah, bukan sebagai ventilasi seperti pada masyarakat modern.
Berbagi kamar
Masyarakat Baduy sangat bijak dalam memanfaatkan alam, salah satunya dengan membangun rumah adat di Banten ini. Mereka terutama menggunakan bahan yang disediakan oleh ruang sesuai permintaan tanpa merusak alam.
Sebuah rumah adat di Banten memiliki tiga bagian.
- Bagian depan merupakan tempat pemilik rumah menjamu tamu, tempat bersantai, dan tempat menenun. Itu terletak di dalam rumah dalam bentuk memanjang di sebagian besar rumah.
- tengah(benar), Tempat makan, tempat tidur/istirahat anak-anak. Bentuknya vertikal ke belakang atau rumah panjang. Karena tepas dan sosoro tidak memiliki batas, maka membentuk huruf L.
- Kembali(Rumah), Bagian inti. Ruangan yang digunakan sebagai tempat kegiatan penting dan khusus. Ruangan ini dapat digunakan sebagai tempat tidur untuk pasangan suami istri, tuan rumah, atau sebagai dapur.
Keistimewaan Rumah Adat Banteng Luma
- Bangunan rumah adat ini tidak menyentuh tanah.
- Hal ini didukung oleh batu yang digunakan sebagai dukungan untuk setiap tiang.
- Bambu ditenun dan digunakan di dinding.
- Umumnya atap memiliki dua bagian, yaitu atap kanan dan atap kiri. Atap di sebelah kanan berukuran lebih pendek dan atap di sebelah kiri berukuran lebih besar.
- Daun kelapa dan ijuk digunakan untuk atap.
- Tidak ada jendela.
- Bambu digunakan untuk lantai.
Kami berharap pengetahuan kita tentang budaya Indonesia akan bertambah luas dari uraian di atas tentang keunikan dan karakteristik rumah tradisional di wilayah Banten …
Seorang wanita berjuang untuk hidup bahagia dengan keluarganya tanpa mengetahui status sosialnya
0 Response to "Rumah Adat Banteng dan Keistimewaannya + Foto [LENGKAP]"
Posting Komentar