Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Sulawesi yang baru terbentuk pada tanggal 5 Oktober 2004.
Meski baru disahkan pada tahun 2004, warisan budayanya masih jauh dan lestari, seperti terlihat di rumah adat.
Ada dua jenis rumah adat Sulawesi Barat yaitu rumah adat Mandar/Boyan dan rumah adat Banoasibatan/Banoabatan. Deskripsinya adalah sebagai berikut:
Rumah Adat Sulawesi Barat dan Keistimewaannya
1. Rumah Adat Mander / Boyan
Rumah Adat Mandar/Boyang merupakan rumah adat yang berasal dari Sulawesi Barat dengan struktur rumah panggung.
Rumah ini merupakan tempat tinggal suku Mander, penduduk asli Sulawesi Barat. Rumah ini memiliki dua tangga di depan dan di belakang. Juga, jumlah anak tangganya ganjil. Rumah ini dibangun di sebelah timur (ke arah matahari terbit).
Untuk dinding rumah menggunakan papan dengan ukiran bermotif, atapnya berbentuk prismatik dan memanjang. Daun sagu digunakan untuk bahan atap, dan berbagai ornamen ditambahkan. Rumah adat ini memiliki 7 kamar, 3 kamar utama dan 4 kamar tambahan. Di bawah ini adalah deskripsi dari masing-masing kamar tersebut.
- Terletak di bagian depan, ruangan Samboyan yang sangat besar digunakan untuk menampung tamu dan berbagai acara adat.
- Di bagian tengah rumah, Tangga Boyang lebih lebar dari Sambo yang digunakan untuk menyatukan seluruh keluarga.
- Bui Boyan, tempat tidur khusus untuk penghuni rumah dengan berbagai ukuran.
- Tapan di loteng digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai barang.
- Paceko (Dapur) digunakan sebagai tempat memasak dan menyimpan berbagai masakan di dalam ruangan dengan kamar mandi.
- Lego Lego di depan rumah digunakan sebagai tempat bersantai di pagi dan sore hari.
- Naong Boyang terletak di bawah rumah sebagai tempat kandang ternak dan anyaman.
Nama lain dari rumah mander tradisional adalah Boyan, yang memiliki dua Boyan, Boyan Adak dan Boyan Bearsa. Rumah Boyan Adak didedikasikan untuk tempat tinggal keturunan bangsawan, dan Boyan Bearsa didedikasikan untuk tempat tinggal masyarakat umum / Mandar.
Ciri khas Rumah Adak Boyan adalah memiliki penanda atau simbol identitas tertentu untuk tingkat status sosial. Hal ini terlihat dari “Tumbaq Layar” yang terdiri dari 3-7 aransemen. Semakin banyak penempatan, semakin tinggi kebangsawanan orang tersebut. Di sisi lain, ciri khas rumah Boyan Bearsa adalah terdapat “Tumbaq Layar” yang tidak bertumpuk.
Baca lagi: Rumah Adat Sulawesi Tengah
Rumah adat Mandar memiliki panjang 20 meter dan lebar 15 meter. Hiasan atap rumah berupa patung bunga melati di bagian depan atap, hiasan patung burung di tepi bawah (kiri dan kanan) atap, atau ayam jago. Ada hiasan yang disebut “Tepan” di bagian atas (depan dan belakang) penutup bubungan.
Dinding rumah terbuat dari kayu (papan) dan bambu (takuta dan arishi). Untungnya, rumah Boyan Adak menggunakan dinding kayu (papan), sedangkan Boyan Bearsa menggunakan dinding bambu (Takuta dan Arishi). Desain dinding rumah disesuaikan dengan panjang kedua sisi rumah, dengan jendela di setiap kolomnya. Membangun dinding rumah dimaksudkan untuk memudahkan pasangan suami istri dalam meruntuhkan atau memindahkan rumah.
Rumah adat Mandar biasanya memiliki dua anak tangga, yaitu tangga depan dan tangga belakang. Setiap tangga memiliki jumlah anak tangga ganjil yang jumlahnya disesuaikan dengan tinggi rumah.
Misalnya, rumah Boyan Adak memiliki 11 hingga 13 anak tangga, dan Boyan Bearsa memiliki 7 hingga 9 anak tangga. Dalam kasus Rumah Boyan Adak, tangga depan disusun dua dengan pasangan, tetapi Rumah Boyan Bearsa tidak memiliki tangga dan tangga depan tidak memiliki pasangan.
Keistimewaan lain dari rumah suku Mander adalah memiliki tipologi dan interior dan eksterior yang indah. Pola hias pada rumah ini berasal dari lingkungan alam manusia baik itu tumbuhan, hewan, gambar alam, religi dan kepercayaan (walaupun tidak semua sumber tersebut digunakan sebagai pola hias). ..
Baca lagi: Rumah Adat Tambi
Dengan struktur rumah panggung, rumah adat ini menggunakan material berbahan dasar kayu yang ditopang oleh beberapa batang kayu besar yang tingginya 2 meter. Fungsi tiang digunakan untuk menopang lantai dan atap rumah, namun tiang ini hanya berlapis batu pipih agar kayu tidak cepat lapuk. Rumah adat ini memiliki dua anak tangga di depan dan di belakang rumah.
Pembangunan rumah ini diawali dengan pertemuan antara seluruh kerabat dan keluarganya. Pertemuan tersebut diadakan untuk musyawarah yang dipimpin oleh keluarga yang lebih tua. Musyawarah juga diumumkan oleh “Papa Pier Boyan” (ahli rumah).
Hal-hal penting yang akan dibahas antara lain adalah status sosial penghuni rumah sehingga dapat diketahui jenis dan bentuk rumah yang akan dibangun. Waktu membangun rumah adat juga penting, yang terkait dengan sistem kepercayaan masyarakat sekitar yang disebut “Petika”.
Memilih waktu yang tepat adalah tentang memastikan keberuntungan dan keamanan. Bulan-bulan tertentu yang tidak cocok untuk pembangunan rumah antara lain bulan Muharram, Safar, Jumadir Awar dan Zulkaida.
2. Rumah Adat Banoa Batan (Bano Abatan)
Rumah adat ini merupakan rumah adat di kecamatan Karumpan yang memiliki atap dan kolong atap. Rumah adat ini diasosiasikan dengan nenek moyang Austronesia dan dapat ditemukan pada tiang-tiang rumah panggung yang dihubungkan dengan lantai rumah membentuk pola rakit. Pola ini merupakan salah satu jejak nenek moyang Austronesia yang pernah bermigrasi menggunakan rakit.
Banyak peninggalan Austronesia telah ditemukan di wilayah Karumpan. Karumpan sendiri terletak di hulu Sungai Kalama (sungai terpanjang di Sulawesi bagian barat, Kabupaten Mamuju). Daerah ini berjarak sekitar 38 km dari Pelabuhan Belang-Belang (pelabuhan utama di Sulawesi Barat).
Nah, itulah ulasan singkat tentang rumah adat di Sulawesi Barat. Mengetahui rumah adat di daerah ini secara otomatis akan memberi tahu Anda bagaimana karakteristik rumah adat di Sulawesi Barat berbeda dengan yang ada di Sulawesi bagian lain dan rumah adat lainnya di Indonesia.
Baca lagi: Rumah Adat Yogyakarta
Pembangunan rumah adat di kawasan tersebut dipastikan berdasarkan status sosial dan waktu yang tepat untuk membangun rumah tersebut. Semoga tambahan wawasan ini dapat membantu Anda lebih memahami bahwa setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam bentuk dan isi rumah adat. Selain itu, budaya dan sistem kepercayaan masyarakat berlaku dalam pembangunan rumah adat.
Oleh karena itu, mari kita jaga budaya yang masih ada dan lindungi budaya tersebut. Saya cinta budaya Indonesia.
0 Response to "Rumah Adat Sulawesi Barat dan Keistimewaannya (+ Gambar)"
Posting Komentar